EKOFISIOLOGI TUMBUHAN : HUBUNGAN PENCEMARAN ATMOSFER DAN PERTUMBUHAN
Dhimas Cahyo H. (1509100043), Nur Sita Hamzati (1509100704)
Kelompok VIII
Jurusan Biologi, FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ABSTRAK
Pertumbuhan tumbuhan dan struktur komunitas dapat dipengaruhi oleh adanya pencemaran atmosfer. Pencemaran yang terjadi disebabkan oleh berbagai macam gas polutan yang dihasilkan oleh kendaraan, industri maupun limbah. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh gas polutan terhadap struktur stomata daun. Secara langsung, memberikan pengaruh terhadap proses fotosintesis, resistensi stomata, aktifitas metabolik dan reproduktif. Sedangkan pengaruh tak langsung, pencemar atmosfer bekerja melalui perubahan aktifitas biokimia tumbuhan yang terkena polutan. Pada sebuah contoh dari pengaruh secara langsung dapat diamati dengan pembuatan preparat stomata. Mekanisme yang digunakan adalah mekanisme buka tutup dari stomata. Dimana pencemaran udara itu nantinya akan mempengaruhi kondisi dari stomata. Stomata juga menjadi rusak dan tidak teratur.
Kata Kunci : pencemaran, polutan, stomata,mekanisme, rusak
ABSTRACT
Plant growth and structure of the community may be affected by air pollution. Pollution affect by many gas of polutane from vehichle, industrial or biohazard. The mean or thir practicum is for knowing affect pollutan with structure stomatal. Directly affect photosynthesis, stomatal resistance, metabolic and reproductive activity. Whereas indirect impacts, pollution works through changes in the biochemical activities of plants affected by pollutants. For an example of direct influence can be seen preparing well. Facility is open lid of stomatal mechanism. Where air pollution that affects the conditions stomatal. Stomatal has been broken and mess.
Keyword : contamination, pollutant, stomatal, mechenism, broke
PENDAHULUAN
Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan. Udara dapat mengalami pencemaran. Pencemaran udara menyebabkan kerusakan dan perubahan fisiologi tanaman yang kemudian diekspresikan dalam gangguan pertumbuhan. Pencemaran udara terjadi dengan masuknya atau dimasukkannya zat, energi dan komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia. Sumber pencemaran bisa berasal dari kendaraan bermotor, pembakaran, industri, limbah dan lain sebagainya.
Pencemaran udara dapat mempengaruhi kondisi dari stomata dari tumbuhan. Stomata merupakan bagian tumbuhan yang mempunyai peranan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga pengaruh dari pencemaran udara dapat dilihat pada kondisi stomata daun yang berada di daerah yang terkena gas polutan. Hasil dari pencemaran udara tersebut dapat menjadi faktor negatif dari pertumbuhan tumbuhan serta struktur komunitas.
Permasalahan dari praktikum ini adalah bagaimana mengetahui pengaruh gas polutan terhadap struktur stomata daun. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh gas polutan terhadap struktur stomata daun. Hasil dari percobaan ini diharapkan nantinya menjadi informasi bagaimana pengaruh gas polutan terhadap struktur stomata daun.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan pada hari Kamis, 31 Maret 2011 pada pukul 10.00 WIB. Tempat pengambilan sampel berada di Jalan Darmo, Surabaya.
Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah mikroskop, kapas, selotip kuteks, gelas obyek dan gelas penutup. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel daun dari lokasi yang berbeda yang diduga tercemar gas polutan. Daun yang digunakan adalah daun Pterocarpus indicus.
Cara kerja
Cara kerja yang dilakukan adalah pertama permukaan sampel daun Pterocarpus indicus dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi oleh air. Setelah itu, dibuat preparat dari sampel daun tersebut. Preparat dilakukan dengan mengoleskan kuteks ke permukaan daun bagian bawah. Kemudian dikering anginkan dan ditempelkan selotip pada permukaan tersebut. Selanjutnya, struktur stomata digambar dan ditentukan persentase kerusakan stomatanya. Tahap terakhir, stomata daun yang terkena gas polutan dibandingkan dengan stomata daun yang tidak terkena gas polutan.
PEMBAHASAN
Daun adalah organ tumbuhan yang memiliki peranan penting. Tanpa daun, kehidupan makhluk hidup lainnya tidak mungkin bisa tercukupi. Karena dari daun inilah sumber makanan yang menjadi sumber utama makhluk hidup. Oleh karena itu, daun ini menjadikan tumbuhan dikategorikan sebagai produsen dalam rantai makanan.
Selain sebagai produsen dengan melakukan fotosintesis, daun mempunyai peran lain. Peranan daun tersebut antara lain adalah peka terhadap pencemaran. Sehingga menyebabkan daun menjadi bagian yang paling menderita. Menurut Keller (1983), mengatakan bahwa penggunaan daun tumbuhan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendeteksi pencemaran udara. Pencemar yang melekat pada daun atau yang tersimpan didalamnya masuk dalam bentuk cairan sebagai senyawa kimia sehingga berubah akibat keadaan lembab, sehingga menjadi merusak bagian jaringan daun sehingga nantinya akan menjadi mati (Bernatzky, 1980 dalam Anonim, 2002). Akan tetapi, kemampuan tanaman dalam menyerap dan mengakumulasi zat tercemar dipengaruhi oleh karakteristik morfologi tumbuhan, seperti ukuran dan bentuk daun, adanya rambut pada permukaan daun dan juga tekstur daun (Starkman, 1969, Chamberlain, 1986 dalam Anonim, 2002).
Tumbuhan yang tumbuh di daerah tercemar polutan akan menyerap gas-gas lain ke dalam mesofil daun pada saat proses asimilasi CO2. Pada kecepatan angin yang besar, umumnya akan terjadi penambahan yang besar dalam penambahan SO2 yang disertai dengan membukanya stomata. Absorbsi SO2 secara normal akan dibatasi oleh lubang stomata, dengan kutikula daun yang memberikan tahanan yang tinggi. Jika polutan yang masuk ke dalam sel mesofil, pengaruh utamanya akan terletak pada tingkat molekuler atau tingkat ultra-struktural.
Daerah Wonokromo merupakan daerah yang menjadi daerah pencemaran atmosfer. Secara realita yang ada, berbagai sumber gas polutan yang ada di daerah itu sangat banyak. Terlihat dari banyaknya kendaraan yang melintas dan dari segi kemacetan sering terjadi. Adanya fenomena ini menjadikan kenaikan tingkat gas polutan semakin tinggi. Disisi lain
Polutan menjadi penyebab perubahan dalam respon stomata, struktur kloroplas, fiksasi CO2 dan sistem transport elektron fotosintetik. Daun yang dihadapkan dengan SO2, akan menyebabkan turunnya fiksasi CO2 yang cepat dan mengganggu proses fotosistem II. Hal ini terjadi karena adanya kompetisi antar ion sulfit dan bikarbonat atas tempat pengikatan CO2 pada karboksilase RuBP dan karboksilase PEP. Sehingga hasil akhirnya, fotosintesis menjadi menurun dan pertumbuhan menjadi terhambat (Anggarwulan, 2007).
Stomata merupakan bagian dari daun yang menjadi pusat peranan penting sebagai alat untuk melakukan penguapan dan sebagai tempat untuk pertukaran CO2 pada proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga (Fahn, 1982 dalam Lestari, 2005).
Mekanisme membuka dan menutupnya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman dan dapat juga dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat (Lakitan, 1996 dalam Lestari 2005).
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah stomata merupakan organ tumbuhan yang digunakan pada percobaan mengetahui pengaruh gas polutan terhadap tumbuhan. Hasil dari percobaan membuktikan bahwa Gas polutan dapat mempengaruhi kondisi stomata Pterocarpus indicus. Stomata yang didapatkan adalah struktur dari stomata yang tidak teratur serta mempunyai kerusakan sebesar ...................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Anggarwulan, Endang dan Solichatun. 2007. Kajian Klorofil dan Karotenoid Plantago major L. Dan Phaseolus vulgaris L. Sebagai Bioindikator Kualitas Udara. Biodiversitas Volume 8, Nomor 4, Hal :278-282
Anonim. 2002. Pencemaran Udara. Bogor Agricultural University. Bogor
Lestari, Endang Gati. 2005. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmngkur, Towuti dan IR 64. Biodiversitas. Volume 7, Nomor 1. Hal : 44-48
Baca selengkapnya »